-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kedustaan Ilmiah atas Mazhab Syafii dan Kutipan Ngawur Pendapat Imam Syafii

 


Tgk H Muhammad Iqbal Jalil, S.Ag, MH


KEDUSTAAN ILMIAH ATAS MAZHAB SYAFI'I DAN KUTIPAN NGAWUR PENDAPAT IMAM NAWAWI


Kitab yang diberi nama Al-Fikrah Al-Nahdhiyyah karangan Imaduddin al-Bantani yang seakan merepresentasikan kaum Nahdhiyyin isinya benar-benar ngawur dan main asal comot mengatasnamakan Mazhab Syafi'i.


Di antara klaim ngawur dalam kitab ini adalah mengatakan bahwa pendapat sahih dalam Mazhab Syafi'i (rukun) khutbah disyaratkan dalam bahasa Arab kecuali seluruh pendengarnya tidak paham bahasa Arab, maka Khutbah disampaikan dalam bahasa mereka. Pernyataan ini sama sekali tidak benar. 


Pengecualian hanya berlaku ketika seluruh jamaah, termasuk Khatib sama sekali tidak ada seorang pun yang paham bahasa Arab. Maka dalam hal ini diizinkan untuk berkhutbah dalam bahasa mereka selama waktu normal yang dibutuhkan untuk belajar. Jika waktu normal untuk belajar tidak digunakan dan tidak ada seorang pun yang belajar rukun khutbah dalam Bahasa Arab, semua ikut berdosa dan harus mengerjakan zuhur 4 rakaat. Mereka tidak sah melaksanakan Jum'at.


Pendapat mu'tamad dalam Mazhab Syafi'i, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu' Syarh al-Muhadzdzab, bahwa yang rajih secara riwayah sekaligus secara dirayah adalah pendapat yang mensyaratkan bahasa Arab, karena rukun khutbah termasuk zikir yang difardhukan, sama kedudukannya seperti tasyahud dan takbiratul ihram yang wajib menggunakan bahasa Arab. 


Sementara pendapat yang tidak mensyaratkan bahasa Arab karena memandang bahwa Khutbah itu merupakan wa'zhu yang tertunai dengan bahasa apa saja adalah pendapat lemah dalam Mazhab Syafi'i. Parahnya, ketika mengutip Kalam Imam Nawawi, Kiay Imad hanya mencomot potongan ini saja yang mengesankan itu adalah pendapat mu'tamad, bahkan mengesankan hanya itu pernyataan Imam Nawawi.


Apa yang dipertontonkan dalam kitab ini adalah ketidakjujuran secara ilmiah, atau mungkin penulisnya memang memiliki manhaj seperti iini dalam memahami kitab ulama, cukup mencomot potongannya tanpa melihat teks secara utuh, lalu menyuarakan secara nyaring inilah pendapat ulama. 


(فَرْعٌ) هَلْ يُشْتَرَطُ كَوْنُ الْخُطْبَةِ بِالْعَرَبِيَّةِ فِيهِ طَرِيقَانِ، 


(أَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْجُمْهُورُ يُشْتَرَطُ لِأَنَّهُ ذِكْرٌ مَفْرُوضٌ فَشُرِطَ فِيهِ الْعَرَبِيَّةُ كَالتَّشَهُّدِ وَتَكْبِيرَةِ الْإِحْرَامِ مَعَ قَوْلِهِ ﷺ «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي» وَكَانَ يَخْطُبُ بِالْعَرَبِيَّةِ. 


(وَالثَّانِي) فِيهِ وَجْهَانِ حَكَاهُمَا جَمَاعَةٌ مِنْهُمْ الْمُتَوَلِّي (أَحَدُهُمَا) هَذَا (وَالثَّانِي) مُسْتَحَبٌّ وَلَا يُشْتَرَطُ لِأَنَّ الْمَقْصُودَ الْوَعْظُ وَهُوَ حَاصِلٌ بِكُلِّ اللُّغَاتِ. 


قَالَ أَصْحَابُنَا فَإِذَا قُلْنَا بِالِاشْتِرَاطِ فَلَمْ يَكُنْ فِيهِمْ مَنْ يُحْسِنُ الْعَرَبِيَّةَ جَازَ أَنْ يَخْطُبَ بِلِسَانِهِ مُدَّةَ التَّعَلُّمِ وَكَذَا إنْ تَعَلَّمَ وَاحِدٌ مِنْهُمْ التَّكْبِيرَ بِالْعَرَبِيَّةِ فَإِنْ مَضَى زَمَنُ التَّعَلُّمِ وَلَمْ يَتَعَلَّمْ أَحَدٌ مِنْهُمْ عَصَوْا بِذَلِكَ وَيُصَلُّونَ الظُّهْرَ أَرْبَعًا وَلَا تَنْعَقِدُ لَهُمْ جُمُعَةٌ.

[المجموع شرح المهذب للنووي]

Posting Komentar untuk "Kedustaan Ilmiah atas Mazhab Syafii dan Kutipan Ngawur Pendapat Imam Syafii"